Kedatangan Kolonial Eropa di Indonesia

Kedatangan kolonial eropa ke indonesia



A.  Faktor Pendorong Bangsa Eropa Datang Ke Indonesia
Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia dipengaruhi dari beberapa faktor, diantaranya:
1.   Jatuhnya Konstantinopel
Jatuhnya Konstantinopel, ibukota Romawi Timur ke tangan Kesultanan Turki pada tahun 1453 menyebabkan putusnya hubungan dagang ke dunia Timur. Bangsa Barat berusaha mencari jalan sendiri ke pusat rempah-rempah di Asia.
2.   Adanya Merkantilisme
Merkantilisme adalah pandangan hidup dimana standar kesejahteraan diukur dari kekayaan (emas) yang dimiliki, dengan itu dia menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan tersebut. Dan paham inilah yang dianut negara-negara Eropa ketika itu, yang menjadikannya sebagai kebijakan politik. Karena itu negara Eropa mulai melakukan observasi daerah jajahan, dan salah satunya tujuannya adalah Indonesia.
3.   Revolusi Industri
Revolusi industri adalah langkah efisiensi dalam produksi, yaitu dengan menggunakan mesin-mesin industri untuk menggantikan tenaga manusia dan hewan. Hal ini menjadikan hasil produksi lebih cepat dan lebih murah, sehingga sangat menguntungkan. Tetapi revolusi industri yang pertama kali terjadi di Inggris ini berdampak buruk bagi kehidupan sosial, yaitu dengan munculnya banyak pengangguran. Maka untuk mencegah dampak yang lebuh buruk, pemerintah perlu membuka lapangan pekerjaan, dan salah satu caranya adalah memperluas daerah jajahan, dimana nantinya para pangagguran akan dikirim untuk bekerja di daerah jajahan.
4.   Adanya Semangat 3 G
-     Keinginan mencari kekayaan (Gold).
-     Keinginan menyebarkan agama Nasrani (Gospel).
-     Keinginan mencari kejayaan dan kemuliaan (Glory).







B.  Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia
1.   Kedatangan Portugis ke Indonesia
Pada tahun 1511, Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque berhasil menguasai Malaka. Selanjutnya Alfonso d’Albuquerque mengirim ekspedisi ke Ternate dan Tidore. Pada tahun 1512, Portugis dapat memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. Hal ini diperkuat dengan dibangunnya benteng Saint John di Ternate. Selain mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku, Portugis juga aktif menyebarkan agama Katolik. Salah satu pendeta bangsa Portugis yang giat menyebarkan agama Katholik adalah Fransiscus Xaverius. Di masa pemerintahanSultan Baabullah perlawanan menguat dan akhirnya pada tahun 1575 Portugis dapat diusir.
2.   Kedatangan Spanyol ke Indonesia
Keberhasilan Portugis sampai ke Indonesia, terutama tempat rempah-rempah membuat Spanyol ingin mengikuti jejak Portugis, karena memang dua negara ini sangat berambisi menguasai dunia ketika itu. Pada tanggal 8 November 1512, kapal dagang Spanyol berhasil berlabuh di Maluku tepatnya di Tidore. Selanjutnya Spanyol bersekutu dengan Tidore sedang Portugis bersekutu dengan Ternate. Perebutan wilayah membuat Spanyol dan Portugis saling bersaing. Hingga pada tahun 1534 ditandatangani Perjanjian Saragosa yang dipimpin oleh Paus. Isi perjanjian itu membagi dunia menjadi 2 wilayah :
1.   Daerah sebelah utara garis Saragosa adalah wilayah penguasaan Portugis (termasuk wilayah Maluku).
2.   Daerah sebelah selatan garis Saragosa adalah wilayah penguasaan Spanyol.
Dengan adanya perjanjian itu membuat Spanyol kembali berkonsentrasi ke Manila..


.
3.   Kedatangan Belanda ke Indonesia
Karena perang melawan spanyol yang berkepanjangan (1568 – 1648) telah membuat ekonomi Belanda terpuruk, maka Belanda pun mulai berpikir untuk mencari daerah jajahan yang bisa memperkuat ekonomi mereka. Terinspirasi dari keberhasilan Portugis dan Spanyol menjajah wilayah Asia tenggara yang  mendatangkan keuntungan besar, maka Belanda pun mulai melakukan ekspedisi ke Asia Tenggara yaitu Indonesia yang terkenal mempunyai hasil rempah-rempah yang melimpah.
Belanda pertama kali datang ke Indonesia di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dan De Keyzer pada tahun 1596 di Banten. Dia awal kedatangannya, rombongan dagang Belanda ini disambut baik oleh penduduk pesisir, karena niat mereka untuk berdagang dengan penduduk lokal. Tapi kemudian karena bersikap sombong dan kasar, mereka diusir oleh penduduk Banten. Belanda datang kembali ke Banten pada tahun 1598 di bawah pimpinan Van Nede dan Van Heemskerck. Untuk kedatangannya yang kedua ini, Belanda disambut penduduk Banten dengan baik. Pada tahun 1599 rombongan Belanda yang dipimpin Jacob van Neck juga mendarat di Maluku. Hal ini disambut rakyat Maluku dengan baik, karena pada saat itu rakyat Maluku sedang bersitegang dengan Portugis. Kejadian ini membuat Belanda mendapatkan keuntungan yang sangat besar.
Kemudian agar pemerintah Belanda mendapatkan keuntungan yang banyak maka atas usulan Olden Berneveldt, pada 20 Maret 1602 Belanda mendirikan kongsi dagang yang bernama bernama VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) yang berkantor di Banten dan dikepalai oleh Francois Wittert.
Tujuan didirikannya VOC adalah:
a.   Menghilangkan persaingan yang merugikan para pedagang Belanda.
b.   Menyatukan tenaga untuk menghadapi persaingan dengan bangsa Portugis dan pedagang-pedagang lainnya di Indonesia.
c.   Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan Spanyol.
4.   Bangsa Inggris memasuki Indonesia
Pada tahun 1600 pemerintah Inggris mendirikan East India Company (EIC) yang berpusat di India. Dalam upaya untuk mendapatkan rempah-rempah di Indonesia, pada tahun 1602 Inggris mengirimkan utusannya yang dipimpin oleh Kapten James Lancester ke Banten. Utusan kerajaan Inggris itu diterima oleh Sultan Banten dan diberi izin mendirikan kantor dagang di Banten. Selain di Banten, EIC (Inggris) juga mendirikan kantor dagang di Jayakarta.
Sekitar akhir abad XVI, Inggris telah mengadakan hubungan dagang dengan Gowa, Makassar, dan Aceh. Namun, Inggris tidak disukai oleh masyarakat di wilayah tersebut karena bersikap otoriter dan memaksakan kehendak pada masyarakat pribumi demi keuntungan mereka.
Kemudian pada tahun 1811, Thomas Stamford Raffles telah berhasil merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia. Raflles yang diangkat sebagai pemimpin Inggris atas wilayah Indonesia, memberikan kesempatan pada penduduk Indonesia untuk melaksanakan perdagangan bebas.


C. Perkembangan Masyarakat, Kebudayaan dan Pemerintahan pada masa Kolonial Eropa
1.   Masa kolonial Portugis
Portugis di Indonesia menanamkan kekuasaannya dengan cara yang kejam dan bertindak sewenang-wenang kepada rakyat. Keadaan ini membuat rakyat melakukan perlawanan terhadap Portugis. Dan pada kenyataannya Portugis memang hanya dapat menguasai Ternate saja, karena selalu gagal memasuki daerah lain di Indonesia.
Kebudayaan rohani yang ditinggalkan berupa penyebaran agama Katolik di Ambon, Maluku. Banyak masyarakat Ambon yang akhirnya memeluk agama Katolik. Bangsa Portugis juga meninggalkan benda-benda yang akhirnya dianggap keramat oleh bangsa Indonesia, seperti meriam-meriam yang terkenal dengan nama Nyai Setomi di Solo, Si Jagur di Jakarta, dan Ki Amuk di Banten.
2.   Masa kolonial Spanyol
Bangsa Spanyol hanya dapat memengaruhi masyarakat Tidore, akan tetapi tidak semua rakyat Tidore terpengaruh dan masa kolonial Spanyol juga tidak berjalan lama karena rakyat Tidore melakukan perlawanan. Karena tidak lama berkuasa maka hampir tidak ada pengaruh kekuasaan Spanyol dalam perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan bagi rakyat Tidore.
3.   Masa kolonial Belanda
Dengan berdirinya VOC sebagai pesekutuan dagang Belanda, maka Indonesiaketika itu telah memasuki era penjajahan Belanda. Kepengurusan VOC terdiri dari 17 orang (Heren Zeventien) yang berkedudukan di Amsterdam. Untuk memperkuat kedudukannya, oleh pemerintah Belanda VOC diberikan modal 6,5 juta gulden Belanda dan Hak Octrooi (hak-hak istimewa), yaitu:
-     Memiliki tentara dan mendirikan benteng.
-     Menduduki daerah asing.
-     Mengangkat pegawai.
-     Mengadakan perjanjian dengan penguasa setempat.
-     Membentuk pengadilan.
-     Membuat Undang-Undang, dan lain-lain.
Di samping itu juga diangkat pemimpin tertinggi VOC yang diberi gelar Gubernur Jenderal. Gubernur Jenderal yang pernah memimpin VOC antara lain :
a.   Pieter Both; Gubernur Jenderal pertama VOC yang memerintah tahun 1610-1619 di Ambon.
b.   Jean Pieterzoon Coen; Gubernur Jenderal VOC kedua yang memindahkan pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta (Batavia).
Pemerintah Belanda dengan VOC bertindak kejam dan memeras hasil pertanian atau pun perkebunan rakyat guna kepentingan bangsa Belanda. Hal ini menyebabkan rakyat Indonesia menderita dan sengsara.
Setelah VOC berkuasa selama ± 200 tahun, ternyata mengalami kebangkrutan dan kemunduran. Sebab-sebab kemunduran VOC adalah sebagai berikut:
a.   Kas VOC kosong, disebabkan oleh:
-     VOC banyak mengeluarkan biaya perang melawan rakyat.
-     Pegawai VOC banyak korupsi.
-     Banyak menggaji tentara dan pegawai VOC.
b.   Prajurit VOC banyak yang tewas menghadapi perlawanan rakyat.
Pemerintahan Daendels di Indonesia (1808-1811)
Herman Willem Daendels dikirim ke Indonesia oleh Louis Napoleon Bonaparte dan diberi tugas untuk mengatur pemerintahan Indonesia serta mempertahankan Indonesia (Pulau Jawa) dari serangan Inggris. Langkah-langkah yang ditempuh Daendels di Indonesia antara lain:
a.   Di bidang Militer
-     Menarik orang-orang Indonesia menjadi prajurit.
-     Membangun pabrik senjata di Kota Semarang dan Surabaya.
-     Membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan Panarukan.
-     Membangun benteng-benteng pertahanan.
b.   Di Bidang Keuangan
-     Melaksanakan Contingenten, yaitu pajak yang berupa hasil bumi.
-     Melaksanakan kebijakan Verplichte Liverantie, yaitu kewajiban rakyat menjual sebagian hasil bumi kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan.
-     Melaksanakan Kebijakan Preanger Stelsel, yaitu kewajiban rakyat di Priangan untuk menanam kopi.
-     Menjual tanah negara kepada pengusaha swasta Cina (Hou Ti Ko).
c.   Di Bidang Perhubungan
Membangun jalan raya dari Anyer sampai dengan Panarukan yang berjarak ± 1.000 km dengan sistem rodi/kerja paksa.

d.   Di Bidang Politik
-     Pulau Jawa dibagi menjadi 9 karesidenan yang kepalanya disebut residen.
-     Bupati di seluruh Pulau Jawa dijadikan pegawai pemerintahan Belanda.
-     Mendirikan badan-badan pengadilan.
-     Memperbaiki gaji, memberantas korupsi, memberi hukuman yang berat bagi pegawai yang curang.
Tindakan Daendels kejam dan sewenang-wenang, sehingga ia terkenal dengan sebutan “Gubernur Tangan Besi”. Tindakan Daendels yang menjual tanah kepada Hou Ti Ko tidak dibenarkan oleh Louis Napoleon Bonaparte. Daendels dinyatakan bersalah, maka ia ditarik ke negeri Belanda dan digantikan oleh Gubernur Jenderal Jan Willem Jansens (1811). Ternyata Jansens lemah dan kurang cakap, sehingga Inggris berani menyerang kekuasaan Belanda di Indonesia. Belanda kalah dan harus menandatangani Perjanjian Kapitulasi Tuntang pada tahun 1811. Sejak saat itu Indonesia dikuasai Inggris.
4.   Masa kolonial Inggris
Pada masa kolonial Inggris, perdagangan di Indonesia dimonopoli oleh EIC. Akan tetapi ini tidak berjalan dengan baik karena selalu terdesak oleh VOC.
Pada masa Gubernur Jenderal Raffles, rakyat Indonesia diperhatikan sehingga kehidupan lebih baik. Raffles membagi daerah Jawa atas 16 daerah karesidenan, dengan tujuan untuk mempermudah pemerintah melakukan pengawasan terhadap daerah-daerah yang dikuasainya. Di samping itu, Raffles juga membentuk susunan baru dalam pengadilan yang didasarkan pada pengadilan Inggris. Setelah Raffles selesai bertugas di Indonesia dan ditarik kembali ke Inggris, pemerintahan Indonesia kembali ke pangkuan penjajah Belanda.



 

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN

artikel penjelasan rumus PERBANDINGAN matematika smp

Modul Materi Makalah Artikel Ringkasan tentang himpunan Matematika SMP